Jakarta, 11 Agustus 2024 – Perbandingan yang tak terduga muncul di kalangan penggemar sepak bola Inggris, di mana Harry Kane, striker andalan Tottenham Hotspur, disebut sebagai “reinkarnasi” dari Dominic Solanke. Meskipun kedua pemain memiliki karier dan reputasi yang sangat berbeda, analogi ini telah memicu perdebatan di antara para pendukung sepak bola.
Harry Kane, yang telah menjadi ikon Tottenham selama lebih dari satu dekade, dikenal sebagai salah satu penyerang paling produktif di dunia. Dengan mencetak lebih dari 200 gol untuk klubnya dan menjadi kapten tim nasional Inggris, Kane dianggap sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah mengenakan seragam Spurs. Sebaliknya, Dominic Solanke, yang saat ini bermain untuk Bournemouth, pernah mengalami masa sulit di Chelsea dan Liverpool sebelum menemukan performanya kembali di klub yang lebih kecil. >>Langut69
Analogi yang menyamakan Kane dengan Solanke pertama kali muncul di media sosial, ketika beberapa penggemar menyatakan bahwa Kane mengalami penurunan performa yang serupa dengan yang pernah dialami Solanke saat ia berjuang untuk mendapatkan tempat di tim utama Liverpool. Kritik ini didasarkan pada musim-musim terakhir Kane, di mana performanya dianggap tidak konsisten, terutama setelah serangkaian cedera yang mengganggu.
Namun, perbandingan ini dianggap tidak adil oleh banyak orang, termasuk mantan pemain dan pakar sepak bola. Gary Lineker, mantan striker tim nasional Inggris dan ikon sepak bola, membela Kane dengan mengatakan, “Membandingkan Harry Kane dengan Dominic Solanke adalah sebuah kesalahan besar. Kane adalah pemain dengan catatan gol yang luar biasa dan dedikasi yang tak tertandingi. Setiap pemain pasti mengalami masa-masa sulit, tetapi itu tidak mengurangi kualitas luar biasa yang dimiliki Harry.”
Langut69 > Pendukung Tottenham juga dengan tegas menolak perbandingan tersebut. Mereka menyebut bahwa meskipun Kane mungkin mengalami masa sulit, kontribusinya bagi klub jauh melebihi apa yang telah dicapai oleh Solanke dalam kariernya. “Kane telah memberikan segalanya untuk Spurs, dia adalah kapten dan teladan. Solanke adalah pemain bagus, tetapi mereka bermain di level yang berbeda,” ujar seorang penggemar di media sosial.
Meski demikian, perbandingan ini juga mengundang refleksi mengenai tekanan yang dihadapi oleh pemain bintang seperti Kane. Cedera, ekspektasi tinggi, dan rumor transfer ke klub besar lainnya seperti Manchester City atau Bayern Munich sering kali menjadi beban tambahan. Bagi beberapa pengamat, analogi dengan Solanke ini mungkin mencerminkan kekhawatiran tentang masa depan Kane jika ia tidak bisa kembali ke performa puncaknya.
Bagi Solanke sendiri, yang telah menemukan bentuk permainan terbaiknya bersama Bournemouth, perbandingan ini mungkin dianggap sebagai pujian. Setelah berjuang di klub-klub besar, Solanke telah membuktikan bahwa ia masih memiliki kemampuan untuk menjadi pemain penting di Liga Premier.
Pada akhirnya, waktu akan membuktikan apakah perbandingan ini memiliki dasar atau hanya sekadar opini yang muncul dari frustrasi penggemar. Namun, satu hal yang pasti, nama Harry Kane masih menjadi pusat perhatian di Tottenham dan dunia sepak bola, dan perdebatan tentang masa depannya akan terus berlanjut
